IABI Consultant
IABI Consultant :
Rekan Anda dalam Memberikan Solusi Bidang Akuntansi , Keuangan dan Perpajakan

Sekretariat :
Amarta 1 DB 3 Jakarta

Ph : 021 – 97788009 / 0857 1400 54 99

Fax : 021-7400385

Join the forum, it's quick and easy

IABI Consultant
IABI Consultant :
Rekan Anda dalam Memberikan Solusi Bidang Akuntansi , Keuangan dan Perpajakan

Sekretariat :
Amarta 1 DB 3 Jakarta

Ph : 021 – 97788009 / 0857 1400 54 99

Fax : 021-7400385
IABI Consultant
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Pencarian
 
 

Display results as :
 


Rechercher Advanced Search

Navigation
 Portal
 Indeks
 Anggota
 Profil
 FAQ
 Pencarian
Affiliates
free forum


Belajar Kewirausahaan 2

Go down

Belajar Kewirausahaan 2 Empty Belajar Kewirausahaan 2

Post  ririn Thu Feb 12, 2009 11:56 pm

PRINSIP KEWIRAUSAHAAN 2

SLIDE 9
Dunia kewirausahaan bersifat dinamis, cair, ambigu, dan chaos. Perubahan yang konstan terjadi menyebabkan dunia kewirausahaan berkaitan erat dengan paradoks. Berikut adalah beberapa paradoks yang sering terjadi :

Peluang dengan potensi awal nol atau sangat rendah dapat menjadi peluang sangat besar.
Salah satu kasus yang paling terkenal adalah Apple Computer Inc. Steve Jobs dan Steve Wozniak sebagai pendiri perusahaan pada awalnya berusaha menjual ide personal computer ke Hewlett Packard Corporation atau HP Corporation. Namun HP menolaknya dan akhirnya Jobs dan Wozniak mendirikan perusahaan sendiri. Seringkali rencana bisnis yang ditolak oleh satu investor menjadi sukses saat didukung oleh investor lain.

1. Kita harus kehilangan uang sebelum menghasilkan uang
Perusahaan yang baru dibentuk biasanya kehilangan modal sebelum dapat menghasilkan profit secara kontinu.

Untuk menghasilkan kemakmuran, entrepreneur harus mau berbagi
Menurut survey yang dilakukan di perusahaan-perusahaan yang sukses di Amerika Serikat, para pemilik perusahaan mengizinkan karyawannya ikut memiliki saham. Dengan berbagi keuntungan, para pemilik tersebut mampu memotivasi para karyawan untuk bekerja lebih keras lagi untuk memperbesar kesuksesan perusahaan.
2. Untuk bisa sukses, jangan takut untuk GAGAL
Kasus yang biasanya terjadi adalah jika perusahaan pertama gagal, entrepreneur belajar dari pengalaman dan kemudian membentuk perusahaan lagi yang ternyata sangat sukses di masa depan. Hal ini terjadi jika entrepreneur mau belajar dari pengalamannya.
3. Rencana bisnis akan cepat menjadi usang
Kondisi persaingan, teknologi, dan pasar yang sangat dinamis menyebabkan kita kesulitan untuk mengetahui semua kondisi kompetisi. Hasilnya adalah rencana bisnis cepat menjadi usang begitu ia selesai dicetak. Entrepreneur harus melatih kebiasaan berencana dan bereaksi secara cepat, mengkombinasikan logika dan intusi sampai kebiasaan ini menjadi sesuatu yang refleks.
4. Agar kreativitas dan inovasi berhasil, harus ada disiplin ilmu yang mengimbangi
Penemuan-penemuan produk harus dibarengi dengan ilmu mengenai komersialisasi teknologi atau produk. Jika tidak, maka penemuan ini tidak akan mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan masyarakat.
5. Entrepreneur harus bisa bertindak cepat, tetapi juga harus sabar
Sementara kompetitor bergerak cepat, entrepreneur harus belajar menentukan kapan ia harus bertindak dan kapan ia harus bertahan. Ada contoh kasus di Amerika Serikat dimana seorang entrepreneur berhasil menghemat 50-100 juta dolar karena ia tahu kapan ia tidak boleh terpengaruh lingkungan.
6. Semakin besar ukuran dan kotrol terhadap perusahaan, semakin rendah kinerja
Kewirausahaan memerlukan fleksibilitas tinggi dalam strategi dan taktik. Kontrol dan keteraturan berlebih dapat menghambat kemajuan perusahaan. Seperti yang dikatakan pembalap Mario Andretti “If I am in control, I know I am going too slow”

SLIDE 10
Karakter Entrepreneur
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui karakter apa saja yang dimiliki para entrepreneur sukses. Daftar karakter ini selalu berkembang dari waktu ke waktu.
1. Komitmen.
Sifat ini adalah salah satu yang terpenting. Total dedikasi untuk mencapai keberhasilan dapat dijadikan perisai untuk mengatasi semua hambatan dan masalah. Komitmen juga dapat dijadikan sebagai bukti kompensasi kelemahan entrepreneur saat ia meminta dukungan dari pihak luar. Misalnya saat ia membujuk investor untuk mau memodali bisnisnya. Contoh bukti komitmen adalah ia mau menjaminkan rumah, mengurangi gaji, dan mengurangi pengeluaran gaya hidupnya.
2. Keinginan Berprestasi
Entrepreneur adalah individu yang motivasinya berasal dari internal atau dirinya sendiri. Ia memiliki hasrat untuk berkompetisi, melampau prestasinya di masa lalu, dan mengejar target. Entepreneur dengan motivasi tinggi akan menganalisis situasi dan risiko saat ini, menentukan cara meningkatkan peluang untuk memenangkan persaingan, dan melakukan yang terbaik untuk mencapai target.
3. Orientasi Peluang
Benang merah di antara pada pengusaha sukses adalah fokus mereka yang diarahkan pada peluang daripada sumber daya, struktur organisasi, ataupun strategi. Mereka memulai bisnis dengan mengidentifikasi peluang dan kemudian memakai peluang ini sebagai panduan langkahnya. Menetapkan target tinggi namun bisa tercapai memungkinkan mereka untuk memfokuskan energinya. Mereka memilih peluang yang akan diambil dan mereka tahu kapan harus berkata tidak. Orientasi target ini juga membantu mengukur performansi yang telah dicapai.
4. Insiatif dan tanggung jawab
Data historis menunjukkan bahwa entrepreneur memiliki kemampuan inovasi yang tinggi. Entrepreneur yang efektif adalah mereka yang secara aktif mencari dan mengambil insiatif. Mereka mau menempatkan dirinya pada situasi dimana mereka bertanggung jawab atas kesuksesan atau kegagalannya. Mereka juga selalu berinisiatif memecahkan masalah atau mengisi kekosongan ketika tidak ada orang lain yang bersedia.
5. Gigih mencari solusi masalah
Pengusaha sejati tidak terintimidasi oleh situasi sulit. Kepercayaan diri yang tinggi dan sifat optimis menjadikan mereka memandang situasi sulit sebagai situasi yang memakan waktu agak lama untuk diselesaikan. Namun, bukan berarti para pengusaha membabi buta dalam mengejar segalanya. Pengusaha sejati bersifat realistis dalam mengenali situasi dimana mereka mampu atau tidak mampu mengatasinya. Jika tidak mampu, mereka tidak akan menempatkan diri dalam situasi tersebut.
6. Mandiri
Keinginan untuk mandiri merupakan salah satu penggerak entrepreneur. Rasa frustasi dengan sistem perusahaan yang kaku dan birokratis, keinginan untuk melakukan sesuatu yang berbeda, mendukung sifat entrepreneur yang ingin mencapai tujuan dengan caranya sendiri. Hal ini bukan berarti ia harus mengambil semua keputusan, bagaimanapun seorang entrepreneur harus mampu melakukan tugas pendelegasian.
7. Mencari umpan balik
Pengusaha sejati sering dideskripsikan sebagai pembelajar yang cepat. Mereka memiliki keinginan kuat untuk mengetahui mereka sudah sampai dimana dan bagaimana cara meningkatkan kemampuannya. Mereka secara aktif mencari saran/kritik dari pihak lain.
8. Proaktif
Pengusaha sejati percaya akan kemampuan dirinya. Mereka tidak menaruh nasib perusahaannya pada keberuntungan, nasib, atau pengaruh luar lainnya. Mereka yakin bahwa pencapaian perusahaan berada pada batas kontrol dan pengaruhnya.
9. Toleransi terhadap ambiguitas
Entrepreneur yang perusahaannya baru berdiri akan menghadapi berbagai ketidakpastian dan perubahan yang terus menerus. Kejutan sudah menjadi hal yang tidak mengejutkan lagi, kurangnya struktur organisasi dan keteraturan adalah cara hidup yang biasa. Meksipun begitu, entrepreneur bersifat fleksibel dan bersemangat dalam menghadapi situasi yang mabigu.
10. Mengkalkulasi risiko
Pengusaha sejati bukanlah seorang spekulan. Ketika mereka memutuskan untuk mendirikan perusahaan, mereka telah memperhitungkannya. Mereka menghindari risiko yang seharusnya tidak perlu diambil. Misalnya adalah dengan mengajak orang lain untuk berbagi risiko investasi, atau meyakinkan supplier untuk memperpanjang waktu tagihan.
11. Integritas dan reliabilitas
Integritas dan reliabilitas adalah pengikat kesuksesan dalam hubungan bisnis. Investor, partner, konsumen, dan kreditor memberikan nilai tinggi pada sifat ini. Integritas dan reliabilitas digunakan untuk membangun kepercayaan dari dan ke pihak-pihak yang terlibat.
12. Membangun tim solid
Keinginan mandiri dan mendapatkan otonomi tidak menyurutkan keinginan entrepreneur untuk membangun tim entrepreneur yang handal. Para entrepreneur sejati memiliki tim yang berkualitas dan bermotivasi tinggi untuk mengelola pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Meskipun yang paling mengerti visi perusahaan adalah sang entrepreneur, namun yang menjalankan eksekusi bisnis dari hari ke hari adalah para anggota tim.
13. Toleransi kegagalan
Entrepreneur menggunakan kegagalan sebagai pembelajaran. Trial and error dan terus mencoba adalah bagian dari kehidupan entrepreneur. Mereka tidak merasa frustasi, kecewa atau patah semangat ketika mengalami kegagalan. Pada situasi sulit, mereka terus melihat celah apa yang bisa dimanfaatkan.
14. Tingkat energi tinggi
Beban kerja yang luar biasa menyebabkan entrepreneur harus memiliki energi yang luar biasa pula. Para entrepreneur menjaga level energinya dengan menjaga pola makan, berolahraga secara rutin, dan berekreasi.
15. Kreatif dan inovatif
Kreativitas pernah dianggap sebagai sifat yang hanya dimiliki orang tertentu. Namun penelitian menunjukkan bahwa seseorang dapat melatih dan mengembangkan kreativitasnya. Kreativitas yang ada pada suatu perusahaan start-up berasal dari pengusaha dan tim dan bersama-sama mereka menciptakan produk dan jasa yang unik.
16. Visioner
Entrepreneur tahu kemana mereka ingin berjalan. Mereka memiliki visi atau konsep kemana perusahaan akan dibawa. Sebagai contoh, Steve Jobs dari Apple Computers menginginkan perusahaannya untuk mampu menciptakan komputer yang dapat digunakan oleh siapapun dari anak-anak sekolah sampai pekerja profesional. Ia menginginkan bahwa komputer akan menjadi bagian kehidupan seseorang sebagai media untuk belajar dan berkomunikasi. Visi ini membantu Apple dalam memenangkan persaingan di industri komputer.
Tidak semua entrepreneur harus memiliki visi yang jelas pada awal pendirian perusahaan. Visi dapat dibangun seiring pertumbuhan perusahaan.
17. Percaya diri dan optimis
Entrepreneur percaya akan kemampuannya. Mereka memelihara tingkat kepercayaan dirinya dan juga menunjukkannya pada orang lain. Hal ini membantu rekan usaha maupun tim untuk ikut memiliki rasa optimis dan percaya diri yang tinggi dalam mengejar target.
18. Humoris
Dunia entrepreneurship adalah dunia yang penuh keitidakpastian. Akan banyak hal-hal yang tidak bisa diprediksi. Maka sifat humoris akan sangat membantu dalam situasi seperti ini.


Like a Star @ heaven lanjut ke PRINSIP KEWIRAUSAHAAN 3
ririn
ririn

Jumlah posting : 7
Join date : 23.12.08
Lokasi : jakarta-bandung

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik